Kamis, 19 September 2013

Resep Kue Bulan Tradisional Khas Tionghoa Cina

RESEP KUE BULAN TRADISIONAL KHAS TIONGHOA CINA
Kue bulan adalah penganan tradisional Tionghoa China dan Hongkong yang menjadi sajian wajib pada perayaan Festival Musim Gugur setiap tahunnya di Indonesia, kue bulan biasanya dikenal dalam dialek Hokkian-nya, gwee pia atau tiong chiu pia.

Kue Bulan tradisional rasanya sangat enak, pada dasarnya berbentuk bulat, melambangkan kebulatan dan keutuhan yang dituliskan diatas kue. Namun seiring perkembangan zaman, bentuk-bentuk lainnya muncul menambah variasi dalam komersialisasi kue bulan ini.

BAHAN :
  • 3 butir Kuning telur
  • 300 gram Tepung terigu
  • 20 gram Susu bubuk, tanpa lemak
  • 125 gram Simple sirup, siap pakai
  • 62,5 gram Mentega tawar, cairkan
  • 1/2 sdt Baking powder
  • 1/4 sdt Garam
  • Tepung terigu secukupnya, untuk taburan
BAHAN ISI :
  • Tausa 350 gram
  • Kuning telur asin 6 butir
BAHAN OLESAN :
  • Kuning telur 1 butir
  • Susu cair 25 ml
CARA MEMBUAT KUE BULAN TRADISIONAL KHAS TIONGHOA CINA :
  1. Campur simple sirup, mentega cair dan telur, aduk rata.
  2. Masukkan campuran tepung terigu, susu bubuk dan baking powder.
  3. Uleni hingga kalis, diamkan selama 1 jam.
  4. Isi adonan dengan tausa dan kuning telur asin.
  5. Taburi dengan tepung terigu.
  6. Masukkan adonan dalam cetakan moon cake, tekan dan padatkan.
  7. Ketuk-ketukan cetakan pada setiap sisinya hingga kue keluar dari cetakan.
  8. Olesi bagian atas kue dengan campuran kuning telur dan susu.
  9. Panggang dalam oven hingga matang.Angkat dan sajikan.
Sajikan Kue Bulan Enak untuk 6 buah

Sumber :  http://resepmasakantradisionalindo.blogspot.com/2012/08/resep-kue-bulan-tradisional-khas.html

Dongeng Tentang Asal Usul Tiong Ciu

Tanggal 15 bulan Agustus Imlek Tiongkok adalah Festival Rembulan atau hari Tiong Ciu, salah satu hari raya tradisional yang sangat penting di Tiongkok. Tiong Ciu biasanya jatuh pada pertengahan musim gugur, maka juga disebut sebagai Hari Raya Pertengahan Musim Gugur.
Kini di Tiongkok terdapat banyak peninggalan sejarah seperti "Altar Sembahyang Bulan", "Serambi Sembahyang Bulan" atau "Gedung Menikmati Bulan". Misalnya "Kuil Bulan" (月坛)yang terletak di sebelah barat kota Beijing, adalah sebuah bangunan khusus untuk upacara sembahyang kepada bulan yang dibangun pada masa Dinasti Ming (1368-1644 Masehi).
Pada Hari Tiong Ciu, biasanya orang Tiongkok menaruh meja sembahyang di halaman terbuka, dengan disedikan kue bulan, delima, kurma dan kuaci di atasnya, setelah bersembahyang kepada bulan, anggota sekeluarga duduk berkeliling di meja, makan sambil ngobrol, bersama-sama menikmati pemandangan bulan purnama.
Makan kue bulan atau Tiong Ciu Piah pada hari raya tersebut adalah adat-istiadat bangsa Tionghoa. Kue bulan yang berbentuk bulat melambangkan reunni keluarga.
Mengenai asal usulnya Hari Tiong Ciu, dongeng "Chang'e terbang ke bulan" adalah salah satu cerita yang paling popular di Tiongkok.
Konon pada zaman dahulu, di langit terdapat 10 matahari sehingga padi-padi di ladang terpanggang hangus, dan di bumi binatang ganas dan ular berbisa merajalela ke mana-mana. Waktu itu, di bumi ada seorang pahlawan yang namanya Hou Yi. Hou Yi yang pandai memanah pada suatu hari menaiki gunung Kunlun dan dengan berani memanah jatuh Sembilan dari 10 matahari di langit, dan memerintahkan satu matahari yang sisa harus naik turun sesuai dengan jadwalnya.
Sejak itulah, Hou Yi menjadi pahlawan yang sangat dihormati rakyat, kemduian dia menikahi memperisteri seorang gadis yang cantik dan baik hati, yakni Chang'e. Pasangan suami-istri itu saling cinta-mencintai, dan hidup bahagia sejak itu.

Banyak orang mengikuti Hou Yi belajar kepandaiannya, salah satu anak buahnya adalah Peng Meng, yang cukup jahat.
Suatu peristiwa, Hou Yi sempat bertemu Ibusuri Raya Langit, dan diberikan obat awet muda seumur hidup. Katanya, siapa pun yang minum obat itu bisa segera terbang ke langit dan menjadi dewa. Hou Yi tidak minum obat itu karena tidak tega meninggalkan istrinya, akhirnya obat itu disimpan oleh Chang'e. Namun hal itu diketahui oleh Peng Meng. Dia ingin mencuri obatnya.
Suatu hari, ketika Hou Yi lagi memburu di luar, Peng Meng masuk ke kamar Chang'e dengan memegang petang untuk merebut obat panjang umur itu. Untuk menjaga obat itu, Chang'e tak dapat tidak menelan obatnya, kemudian, badan Chang'e segera menjadi ringan dan mulai terbang ke langit. Karena Chang'e sangat kangen suaminya, akhirnya sang istri terbang ke bulan, bintang yang paling dekat dengan bumi.
Hou Yi pulang dan sangat sedih setelah mengetahui insiden itu, tapi penjahat Peng Meng telah kabur. Hou Yi melihat bulan sambil berteriak-teriak nama isitrinya. Tiba-tiba di mencatat, bulan di langit sangat murni dan terang, sepertinya ada satu bayangan yang mirip istrinya. Dia mencoba mengejar bulan tapi gagal
.
Hou Yi sudah putus asa, tapi tetap sangat merindukan istrinya, dia menaruh meja di halaman belakang rumahnya, menyediakan banyak manisan, dan buah-buahan yang disukai Chang'e, dia bersembayang ke bulan, tempat Chang'e tinggal.
Rakyat sesudah mengetahui Chang'e menjadi dewi di bulan, maka beramai-ramai menyediakan meja dengan sesajen untuk bersembahyang ke Chang'e.
Mulai saat itu, adat-istiadat sembahyang bulan sudah popular di Tiongkok.

Sumber :  http://indonesian.cri.cn/441/2009/09/15/1s101604.htm